Friday, August 3, 2012

Karena Kita Bukan Lonthe

"Aku ingin Indonesia dikenal orang, aku ingin dunia tahu bagaimana rupa orang Indonesia dan melihat bahwa kami bukan ‘bangsa yang tolol’ seperti orang Belanda berulang-ulang menyebut kami, bukan lagi 'inlader goblok' yang hanya pantas diludahi" - Soekarno

Begitulah yang ditulis Jumali - seorang kawan saya - di chat room facebook hari ini. Entah apa yang sedang dihadapi dan membuatnya sedemikian gusar. Tapi yang jelas apa yang pernah diutarakan Bung Karno dalam pesannya itu mengingatkan saya akan banyak hal yang terjadi di sekitar kita belakangan ini.

Tapi meski demikian bukan berarti kita akan berdiskusi serius dan sok heroic yang kosong arti. Kita hanya akan melongok ke jendela televisi. Sebagaimana kita sering saksikan bule-bule yang mulai berjubel nongol di entertanment, entah itu sinetron, infotainment, liveshow... tak jarang kita melihat 'orang kita' tampak sedemikian bangga atas kehadiran mereka sambil dengan narsisnya bertanya, "bagaimana cewek-cewek Indonesia menurutmu?". Kenapa mereka musti bertanya demikian? Diakui atau tidak, bukankah pertanyaan macam begini sama juga dengan menyatakan dan menyarankan kepada bule-bule itu "Ayo mister, Cicipilah gadis-gadis kami. kalau Anda puas kami akan senang". Bukankah ini membasuh muka sendiri dengan air comberan? Kita juga melihat begitu bangganya artis-artis perempuan begitu bangganya memamerkan pacar bulenya. Dan terkait Timnas bola, pemerintah beberapa waktu lalu begitu mudahnya melakukan naturalisasi untuk memperkuat timnas. hadeeehh...

Sebagai bangsa besar yang punya sejarah dunia pada masa awal kemerdekaan dengan tampilnya Indonesia menjadi salah satu ujung tombak Konferensi Asia Afrika di bandung tahun 1955. Seluruh mata dunia termasuk Amerika dan Eropa tertuju kemari dengan penuh rasa hormat, bahwa sebagai bangsa yang baru saja lepas dari kolonialisasi rakyat bangsa ini mampu bangkit memimpin. Dan Soekarno kuasa menegakkan dada di hadapan pemimpin-pemimpin besar dunia pertama (meski akhirnya dianggap kelewatan dan karenanya harus digulingkan) dengan penuh percaya diri.

Soekarno ingin meninggalkan pesan kepada kita, bahwa dalam keadaan apapun kita mampu "jaga diri", tidak jual murah lantaran silau melihat hal-hal yang berasal dari luar (barat) dan menganggap kebudayaan mereka dan apapun yang ada di mereka adalah baik. Disini kita dituntut untuk mampu merekonstruksi persepsi kita tentang 'baik' ini terkait dengan dominasi 'pasar citra rasa' sebagai bagian dari perang persepsi yang melekat pada kapitalisme pasar. Percaya diri dan bangga dengan kebudayaan sendiri memang bukan berarti kita terus njotosi orang lain dan mau menang sendiri, tapi ia adalah modal besar untuk kita mampu bangkit dan berkembang, menggali kekayaan yang di dalam, menghidupi anak-anak pertiwi, menghiasinya dengan mimpi-mimpi generasi masa depan dan menjaga sejarah kita untuk tetap mempu bertahan di tengah gerusan global yang bisa jadi karut marut. Tidak ada bangsa besar yang tak berbasis dari budaya yang kuat. ribuan tahun budaya persia menghidupkan Iran seperti saat ini,  Begitu juga dengan Jepang, China, India... Karakter yang kuat dari kuatnya suatu bangsa menjaga tradisi dan mampu memproteksinya dari gerusan budaya luar adalah prasyarat bagi bangsa tersebut untuk mampu tampil di khalayak bangsa-bangsa di dunia dengan wajah yang terangkat, dan kita punya sejarah itu. Karenanya kitapun bukan saja harus percaya diri, tapi juga bangga. bangga akan tradisi kita, bangga akan indahnya alam kita, hiterogenitas kita, capaian-capaian sejarah masa lalu kita, makanan kita, cara kita  bicara dan keramahan kita, yang iru semua musti mampu kita suguhkan dengan elegan dan untuk diapresiasi dengan layak dan kita terus belajar dalam persinggungan budaya dunia yang lain. Begitulah Saudara. Anda tentu setuju dengan saya karena alasan yang sama, yakni bahwa satu, kita mencintai negeri ini dan kedua, kita bukan lonthe.

* Lodzi Hady, Malang, 3 Agustus 2012

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.