Saturday, August 18, 2012

Mudik Kita Untuk Apa?

Entah sejak kapan tradisi ini dimulai, mudik seperti menjadi 'upacara' tahunan saat lebaran tiba, dimana keluarga inti, sanak saudara, kawan tetangga, kembali bertemu, saling bersapa dan berbagi suka cita.

Ada kisah-kisah yang diceritakan. mereka saling bertanya kabar dan update kekinian. Inilah yang lantas sering diantisipasi secara latah oleh sisi lain kita yang nggak sempat ikut 'p
uasa'. Karena ingin terlihat "progress" tak jarang orang lantas terpaksa "mengada-ngada" dan lama kelamaan bahkan tak segan berbuat jahat: menipu, merampok, mencuri untuk alasan 'lebaran'. Bukankah lebaran adalah berarti mau bikin "lebar" (jawa: habis sama sekali) dosa-dosa, kesalahan dan memulai hidup baru yg lebih enlighted? Kalo alasan lebaran terus menjadikan seseorang bikin kejahatan baru yang lebih besar, lantas apa gunanya? Di sini lebaran kehilangan baik nilai sosial dan spiritualnya. Yang muncul jadinya malah lebaran sebagai motif baru yang mendorong kejahatan, dan ini jelas kontradiktif dengan semangatnya, dus nggak bener sama sekali.

Lebih-lebih tahun ini hari kemerdekaan kita, 17 Agustus, jatuh di dalam bulan Ramadhan pada hari menjelang iedul fitri. Nilai pembebasann yang ada dalam perayaan ini bertemu secara substansial dengan nilai pembebasan yang dikandung oleh lebaran. Membebaskan diri kita dari watak serakah dan menang sendiri. Separatisme bertemu dengan silaturahmi. berbagi dengan sesama bertemu kemanusiaan yang adil beradab serta keadilan sosial dan seterusnya. Jadi memahami motif lebaran mustinya dapat mencerahkan kita untuk menjadi "diri baru" yang lebih baik, lebih bijak dan mampu melakukan penetrasi kebaikan di masa sesudah berikutnya, untuk kemudian kita update lagi pada lebaran yang akan datang (insyaallah)

Mudik adalah kesempatan mengintegrasikan diri, lahiriah dan ruhiyah, pada nilai-nilai yang membuat kita masih 'ada' sampai saat ini. mudik adalah saat-saat dimana umat Islam "merayakan" kemenangan spiritualnya dan gegap gempita dalam kebahagiaan kolektif, dimana secara bersama-sama mereka lewati bulan yang menjanjikan "glory", termasuk kemenangan melawan desire duniawinya sendiri. Mudik, yang selalu harus mengingatkan kita, bahwa suatu saat yang mungkin tidak pernah kita sangka-sangka akan mengambil kita , kembali ke rumah abadi Tuhan Robbul Zaman, mudik yang sebenarnya.

Minal a'idhin wal Faizin. Saya, Lodzi, minta maaf kepada kawan2 semua atas segala khilaf baik yang saya sengaja atau tidak saya sengaja... Selamat Ied Mubarak. Selamat berkumpul bersama keluarga.

Artikel Terkait:

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.